Di banyak negara berkembang, penyakit katup jantung yang telah akut adalah alasan utama orang-orang melakukan operasi untuk mengganti katup jantung.
Penyakit stenosis katup aorta disebabkan oleh banyak faktor tetapi tetap saja stenosis katup aorta diklaim sebagai hasil dari proses degeneratif yang berhubungan erat dengan umur. Dengan kata lain, penyakit ini biasanya menyerang mereka yang berusia lanjut.
Ada banyak faktor yang menyebabkan menyempitnya katup aorta pada seseorang seperti; jantung reumatik, kelainan katup bawaan, termasuk di dalamnya ketidakteraturan metabolisme, hiperkolesterolemia, dan penumpukan kalsium pada katup.
Pada bayi yang menderita penyakit ini, yang kerap terjadi adalah bayi terlahir dengan 2 daun katup jantung dimana normalnya seseorang memiliki 3 daun katup. Lahir dengan 2 daun katup tidak akan mengganggu kesehatan hingga bayi dengan 2 daun katup ini beranjak dewasa, dimana katup jantungnya akan melemah dan menyempit.
Pada kasus yang ringan, kelainan katup jantung hampir tidak dapat dirasakan gejalanya. Stenosis katup aorta menengah justru sulit dibedakan dengan penyakit skeloris aorta dimana katup jantung menebal tetapi tidak menyempit.
Meskipun gejala kelainan katup jantung ini telah ada pada usia 60, misalnya, gejalanya baru bisa terdeteksi saat berusia 70-80 tahun. Nah, ketika stenosis katup aorta berkembang menjadi penyakit berat barulah gejala-gejalanya akan mudah ditemukan. Gejala-gejala kelainan katup jantung pada stenosis katup aorta yang telah parah adalah sebagai berikut.
- Nyeri dada
Nyeri dada dialami oleh penderita stenosis katup aorta yang telah parah. Jenis nyeri dadanya hampir sama dengan nyeri dada (angina) yang dirasakan oleh penderita penyakit jantung koroner. Pada penderita jantung koroner, nyeri dada lebih disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah akibat adanya lapisan lemak dan kolesterol pada pembuluh darah. Namun, nyeri dada pada stenosis katup aorta diakibatkan oleh otot jantung yang menebal sehingga harus memompa dan melawan tekanan yang tinggi agar darah bisa melalui klep/katup jantung yang menyempit. Kondisi ini menuntut suplai oksigen yang lebih banyak daripada yang dikirim oleh darah sehingga menyebabkan nyeri dada. - Pingsan
Penurunan kesadaran pada penderita kelainan katup jantung disebabkan oleh kegembiraan. Kondisi ini menyebabkan relaksasi pembuluh darah dan berefek pada penurunan tekanan darah. Keadaan kelainan katup ternyata membuat jantung tidak mampu meningkatkan aliran darah sebagai kompensasi turunnya tekanan darah. Hal ini menyebabkan otak kekurangan suplai oksigen sehingga penderita stenosis katup aorta akan pingsan. - Sesak Nafas
Gejala ini disebabkan oleh kegagalan otot jantung untuk mengkompensasi beban tekanan yang ekstrem dari aortic stenosis. Jika gejala ini telah dirasakan, maka harapan hidup tanpa perawatan adalah 6-24 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar