Pada
masa remaja, terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat
menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju
kedewasaan.
Dari
masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang asmara dan seks.
Hal-hal ini biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan
penelitian, jumlah yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa
solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri.
Masalah
akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok. Banyak ahli
psikologi yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh masalah,
penuh gejolak, penuh risiko, over energi, dan lain sebagainya, yang disebabkan
oleh aktifnya hormon-hormon tertentu. Tetapi hal-hal tersebut membuat remaja
merasa bahwa apa yang terjadi, apa yang mereka lakukan adalah suatu hal yang
biasa dan wajar. Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh
kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok biasa,
melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan tersendiri, nilai-nilai,
norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok
tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki
usia sebaya. Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa
melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, Solidaritas.
Geng,
menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang
positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, dan buta,
yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Demi alasan
solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan
kepada anggota kelompoknya yang terkadang berlawanan dengan hukum yang ada.
Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar,
melakukan hubungan seks, melakukan penodongan, bolos sekolah, tawuran, merokok,
corat-coret tembok, dan masih banyak lagi. Secara individual, remaja sering
merasa tidak nyaman dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun,
karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidak berdayaan
untuk meninggalkan kelompok, dan ketidak mampuan untuk mengatakan
"tidak", membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok secara
terpaksa dilakukan. Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat
sebagai suatu karakter yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif.
Kelompok
atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup
remaja. Jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan
"energi negatif", segala bentuk sikap, perilaku, dan tujuan hidup
remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan
pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu sebuah
kelompok yang selalu memberikan motivasi, dan dukungan kepada semua anggotanya,
remaja juga akan memiliki sikap yang positif. Prinsipnya, perilaku kelompok itu
bersifat menular. Motivasi dalam kelompok
adalah salah satu contoh energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang
cenderung melatar belakangi apa pun yang remaja lakukan. Dalam hal motivasi
yang positif, seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak
akan ada lagi kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada
remaja.. Remaja juga tidak perlu lagi merasakan tekanan, yang bisa membuat
mereka stres. Secara teori, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan
masyarakat. Tetapi tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada
kelompok ataupun geng yang dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu
yang bebas dan masing-masing tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari
keluarga. Banyak faktor yang juga dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja. Kelompok
remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib yang sama.
Saran :
Banyak
remaja yang tidak bisa mengatakan “tidak” bila disuruh teman, mereka cenderung
meng-iyakan apa yang disuruh temannya.
Komentar :
Remaja harus bisa/berani mengatakan apa yang ada di
hatinya, jangan mengatakan kebalikan dari apa yang ada di hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar