Novel My Dear Violin adalah sebuah karya novel
yang mengisahkan perjuangan seorang gadis remaja dalam menggapai cita-citanya
untuk menjadi Pemain Biola terkenal. Vexia Reziella namanya. Anak berusia 12
tahun ini, biasa dipanggil Vexia. Kecintaannya pada alat music Biola diturunkan
dari kakeknya, Mister Guide yang juga Pemain Biola Terkenal. Untuk menggapai
cita-citanya, Vexia harus berusaha meyakinkan ayahnya yang selama ini telah
menentang hobinya dalam bermain Biola. Ayah Vexia yang tidak satu visi
dengannya, menyebabkan kekukuhan hatinya diuji untuk tetap bertahan dengan
segala mimpinya menjadi Pemain Biola terkenal.
Di
dalam novel ini bukan hanya menceritakan perjuangan Vexia dalam mendapatkan
dukungan dan izin dari orang tuanya untuk bermain Biola. Tetapi juga diwarnai konflik persahabatannya dengan
Gabriella Revina (Rere). Meskipun persahabatan mereka pernah menyandang sebutan
“Seperti surat dengan perangko”, namun hubungan itu malah menjadikan konflik
dalam hidupnya semakin meruncing.
Awalnya
Rere dan Vexia adalah sahabat yang kompak dalam apapun. Vexia yang berwatak
keras kepala selalu diimbangi oleh Rere yang mempunyai sifat lugu dan cerdas.
Lebih-lebih mereka saling bergabung memberikan ide cemerlangnya di sebuah klub
mading sekolah. Namun, keadaan itu berubah seratus delapan puluh derajat ketika
Rere di pilih menjadi wakil ketua Bulletin bersama anak baru bernama Fellicia.
Vexia yang memiliki ide pertama untuk mengadakan ekskul Bulletin merasa kecewa,
ketika dirinya tidak diangkat menjadi ketua Bulletin oleh pihak guru. Meskipun
sebelumnya Vexia tidak berkeinginan untuk menjadi pimpinan Bulletin. Terpilihnya
Rere menjadi wakil ketua Bulletin, menyebabkan awal kerenggangan persahabatan
mereka. Rasa mementingkan dan menyombongkan diri sendiri mulai muncul menguasai
pola pikir Rere. Rere yang memang ingin di puji oleh guru dan kepala sekolah,
seperti telah terwujud semua impiannya. Ia merasa sudah di atas Vexia. Terlebih
Rere berhasil membuat dan menerbitkan 2 buku karyanya sendiri. Vexia pun juga
ingin memperlihatkan kepada Rere bahwa ia bisa tanpanya.
Vexia
yang diam-diam mengikuti klub biola tanpa seizin orang tuanya, merasa dunianya
hancur berkeping-keping ketika melihat kepingan biola yang pecah karena
kemarahan ayahnya setelah mengetahui hal itu. Ayah Vexia merasa kecewa kepada
anak semata wayangnya, karena memang sudah berkali-kali menyarankan dan
menyuruh Vexia untuk fokus dalam pelajaran dan berhenti untuk bermain Biola.
Vexia curiga, bahwa ada seseorang yang telah memberitahu ayahnya. Dengan surat
kaleng yang di kirim ke rumahnya secara tiba-tiba, ia baru sadar bahwa Rere lah
yang selama ini memata-matai dan memberitahu ayahnya.
Kabar
duka datang dari Rere. Ia mengalami kecelakaan dan masuk ke rumah sakit. Kabar
itu pun segera terdengar sampai ke telinga Vexia. Meskipun akhir-akhir ini ia
sedang memendam kemarahan dengan Rere, namun ia tetap merasa sedih akan hal
itu. Tetapi mungkin hal itulah yang menyadarkan mereka berdua untuk menjalin
persahabatan kembali dan meninggalkan semua ego masing-masing. Vexia merasa
terharu dan bercampur senang karena memang hal itulah yang menjadi kenangan
terakhir bersama temannya sebelum ia bersama keluarganya pergi dan tinggal di
Selandia.
Dua
tahun kemudian Vexia Reziella telah mempunyai koleksi biola sekaligus piala
kejuaraan yang jumlahnya tidak terhitung lagi. Ayah dan ibunya telah memberikan
izin dan dukungan penuh kepadanya untuk meraih cita-cita menjadi Pemain Biola.
Selain itu ia juga telah berhasil duet bersama dengan sang pujaan yang selama
ini ia idam-idamkan, George Cuide. Inilah kisah akhir yang diceritakan dalam
novel My Dear Violin. Namun bukan berarti perjuangan Vexia terhenti sampai ia
menjadi Pemain Biola yang hebat dan terkenal. Semoga di luar sana ada
Vexia-Vexia lain yang juga mempunyai semangat seperti tokoh utama dalam cerita novel
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar