Gula
Tebu Merah
Salah satu
industri yang potensial di kabupaten Tulungagung adalah industri gula tebu
merah yang jumlahnya cukup banyak yaitu ± 170 pabrik. Untuk pengolahannya
dibutuhkan tebu yang sudah cukup tua untuk digiling dan dimasak. Dalam proses pemasakan
air gilingan tebu harus terus diaduk sampai mengental. Setelah mengental
barulah dicetak dan dibiarkan mengeras, kemudian dikemas. Modal awal yang
dibutuhkan dalam membuka industri ini yaitu sebesar ± Rp 50.000.000,-.
Pemasaran gula tebu merah masih dilakukan di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah
saja. Industri gula tebu merah juga mempunyai peran yang besar dalam
pertumbuhan ekonomi dan serapan tenaga kerja.
Kacang Shanghai
Kacang
shanghai adalah salah satu oleh-oleh khas Tulungagung yang tidak boleh
dilewatkan. Pabrik kacang shanghai yang ada di Tulungagung rata-rata berada di
kecamatan Ngunut. Kacang shanghai terbuat dari kacang tanah yang di campur
dengan campuran tepung tapioka, garam, bawang putting, dan gula, kemudian
digoreng sampai kering.
Batako
Batako
adalah salah satu jenis beton yang cukup familiar dikalangan masyarakat. Pabrik
batako sendiri hampir ada diseluruh wilayah Tulungagung. Batako terbuat dari
pasir,semen, dan air yang dicampur yang kemudian dicetak dan dikeringan.
Geti
Geti
adalah salah satu camilan khas Tulungagung. Daerah yang banyak memproduksi geti
di Tulungagung adalah kecamatan Gondang dan Sumbergempol. Geti terbuat dari
kacang tanah atau wijen bahkan gabungan antara keduanya. Kacang tanah dan wijen
direkatkan dengan rebusan gulan merah yang pekat kemudian dikeringkan.
Sate dan Gule
Kambing
Sate Tulungagung mirip dengan sate
lainnya dan tampak sederhana, terdiri dari daging kambing yang ditusuk dalam
sujen (tusuk sate) bambu, disajikan dengan bumbu kecap yang diberi merica dan
petis, serta ditaburi dengan irisan bawang merah, di beberapa warung ditambah
irisan daun jeruk, berbeda dengan tampilan Sate di kabupaten Trenggalek (Sate
Bendo) yang dalam penyajiannya ditaburi kecambah sama seperti daerah Nganjuk,
tidak seperti sate Madura dan sate Ponorogo dan Kediri, yang bumbu-nya
mengandung kacang, Sehingga rasanya memang khas Tulungagung-an, pada dasarnya
perbedaan rasa ini dikarenakan proses bakarnya dicelupkan dalam kuah gule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar