Minggu, 28 September 2014

Susahnya Bilang Maaf

 http://www.ou.org/life/files/Forgiveness-Large.jpg
Kata "maaf" memang hanya terdiri dari 4 huruf. Mudah dieja, gampang dibaca, tetapi benar-benar sukar untuk diungkapkan. Kita lebih memilih tidak bisa tidur nyenyak karena tersiksa dengan rasa bersalah kita kepada orang lain daripada mengungkapkan kata maaf.

Ada kalanya orang berpikir bahwa permintaan maaf tidak harus diungkapkan dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata. Semua itu tidak salah dan tidak juga dilarang. Tetapi kalau mau jujur itu hanyalah sebuah alasan, ketika kata maaf tidak mampu kita ungkapkan. Yang sebenarnya terjadi adalah hanya karena kita kelewat gengsi untuk mengakui kesalahan diri sendiri.

Jika kita mau sedikit saja mengabaikan perasaan gengsi, ada banyak kebaikan yang bisa kita ambil dari kata maaf. Yang pertama, dengan kata "maaf", orang yang dimintai maaf akan merasa senang karena tahu orang yang berbuat salah itu telah menyesali perbuatannya. Mereka yang tadinya akan marah, bisa jadi mengurungkan niatnya setelah mendengar permintaan maaf yang dari orang yang berbuat kesalahan. Di antara kita pasti pernah merasakan bagaimana rasanya jika orang yang berbuat salah pada kita bukannya minta maaf tapi malahah cengar-cengir. Jengkel bukan?.

Yang kedua, bagi orang yang berbuat kesalahan. Ada perasaan lega dalam hati ketika berhasil dikeluarkan kata maaf dari mulutnya. Perasaan malu, gengsi dan lain sebagainya seringkali mengiringi, tetapi semua itu tidaklah seberapa jika pada akhirnya terbayar dengan perasaan hati yang lega luar biasa. Karenanya buang jauh-jauh perasaan seperti itu.

Yang ketiga, tidak selalu perasaan bersalah bisa ungkapkan dengan perbuatan nyata. Karena belum tentu kita mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Bisa jadi sebelum kita melakukan apa-apa, ternyata kita sudah tidak bertemu lagi dengan orang itu?. Yang ada hanya rasa sesal karena tidak sempat meminta maaf. Berbeda halnya dengan kata maaf, yang sudah pasti bisa kita ucapkan seketika seusai kita berbuat kesalahan.

Yang keempat, dengan kata maaf minimal kita sudah menunjukkan keberanian diri untuk mengakui sebuah kesalahan. Menerima dengan lapang dada resiko ditolak atau diterima permintaan maaf kita. Dimaafkan atau tidak adalah wilayah kewenangan Allah. Yang pasti kita sudah berusaha dan berbuat yang terbaik dari yang kita bisa.

Nah, bukankah hanya dengan kata maaf, kita bisa merubah dunia yang suram menjadi tersenyum. Masihkan kita gengsi untuk mengungkapkannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar